Mendiknas Belum Bisa Memastikan, Jadwal UN 2009 Mengambang
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo belum bisa memberikan kepastian soal jadwal ujian nasional (UN) 2009. Apakah pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) atau pemilihan legislatif (pileg) akan berdampak pada dimajukannya jadwal UN, menurutnya masih harus dirapatkan dulu.‘’Belum.. masih harus dirapatkan dulu,’’ ungkapnya singkat kepada Malang Post ditemui di Universitas Kanjuruhan (Unikan) Malang kemarin.
Mendiknas kemarin hadir di Malang untuk memberikan sosialiasi mengenai pendidikan nasional kepada sejumlah guru dan juga mahasiswa yang menempuh pendidikan calon guru.
Sayangnya, mantan menteri keuangan ini pun enggan berkomentar lebih jauh dan memberikan keterangan lengkap kepada wartawan soal kabar yang menyebutkan bahwa jadwal UN maju, dari yang biasanya Mei menjadi Februari. Sebab berkaca pada lima tahun sebelumnya, pelaksanaan Pilpres membuat jadwal UN pun dimajukan menjadi April.
Begitupun saat ditanya mengenai grade kelulusan UN 2009. Ia dengan singkat menjawab masih akan dibahas bersama di Jakarta. Padahal saat meresmikan gedung Teaching Factory di Malang beberapa waktu lalu, dengan tegas ia mengungkapkan bahwa standar kelulusan UN harus naik. Dari 5,25 menjadi 5,5.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur H Rasiyo yang kemarin tampak mendampingi Mendiknas juga menegaskan bahwa belum ada pemberitahuan resmi soal jadwal UN ini. Hanya saja, penjadwalan UN sudah diatur sebelumnya sesuai dengan ketuntasan materi untuk siswa kelas tiga.
Senada dengan Rasiyo, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang Dr HM Shofwan SH MSi menuturkan hingga saat ini pihaknya belum menerima pemberitahuan hitam di atas putih soal jadwal UN ini.
Walaupun kalau jadwal benar-benar maju, sekolah sudah harus menyiapkan siswa dengan sebaiknya. ‘’Sekolah harus menyusun strategi kalau memang jadwal UN maju, saya rasa tidak akan ada masalah,’’ ungkapnya.
Sementara itu kunjungan Mendiknas di Unikan kemarin cukup memuaskan bagi para guru. Meski diguyur hujan, tapi dengan penuh antusias para guru mendengarkan paparan sang menteri.
Paparan yang disampaikan terkait reformasi pendidikan yang sudah dilakukannya sejak tahun 1999. Dimulai dengan diberlakukannya amandemen UUD, yang dampaknya pada peningkatan alokasi APBN hingga 20 persen di pemerintahan untuk bidang pendidikan. Sehingga pada APBN 2009 nanti, dianggarkan sebesar Rp 224 T untuk bidang pendidikan. Yang separuhnya diperuntukkan untuk kesejahteraan guru.
Kemudian diikuti dengan dilahirkannya UU guru dan dosen yang telah membalik sejarah bahwa guru di Indonesia menjadi profesi yang sangat diminati saat ini. Sebab dijanjikan presiden SBY, bahwa minimal gaji guru golongan IIB sebesar Rp 2 juta.
‘’Kebijakan ini berdampak juga pada perguruan tinggi yang berstatus PGRI. Dimana-mana PGRI laris, dan mereka akhirnya bisa mengubah kampusnya menjadi lebih cantik. Karena mahasiswanya semakin banyak,’’ tuturnya.
Dalam kesempatan itu ia juga berpesan kepada para guru yang sudah disertifikasi agar menjadi guru yang profesional. Karena profesi guru sudah setara dengan dokter, pengacara atau akuntan.‘’UU Guru menempatkan guru sebagai kelas sosial yang istimewa di berbagai lapisan dan dicintai oleh masyarakat,’’ tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar